Saturday, September 12, 2015
Gus Mus: Mengajak Orang agar Rukun, tapi Dia Sendiri Provokator
By
Unknown
•
Saturday, September 12, 2015
•
0 Comments
Jagad Ijo--
KH A Mustofa Bisri atau akrab disapa Gus Mus menjelaskan, dalam berdakwah Rasulullah menggunakan teladan pribadi sebagai cara untuk menyebarluaskan ajaran Islam. Nabi Muhammad adalah orang yang pertama kali mendapatkan wahyu dari Allah SWT, dan beliau yang pertama kali pula melaksanakan perintah Allah.
Demikian disampaikan di Pondok Pesantren Rohmatul Umam dalam acara Halal Bihalal "Tafakur Zaman Akhir bersama Gus Mus, Cak Nun, dan Kiai Kanjeng”, Jumat (4/9) malam, di Yogyakarta.
“Jadi kalau Allah subhanahu wata’ala memerintahkan ‘aqimis shalah’, shalatlah, maka yang pertama kali melaksanakan shalat adalah Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam. Di suruh haji, maka Rasulullah yang pertama kali melaksanakan haji. Di suruh menghormati orang tua, maka Rasulullah lah yang pertama kali menghormati orang tua. Di suruh menghargai tetangga, maka Rasulullah yang pertama kali menghargai tetangga,” lanjut Gus Mus.
Menurutnya, inilah yang kadang membedakan cara dakwah Nabi dengan orang-orang zaman sekarang. Ajakan sering kali mengalami kesenjangan dengan perilaku dari si pengajak.
“Kalau Kanjeng Nabi mengajak mendidik orang metodenya melalui diri sendiri. Tapi kalau sekarang tidak begitu, ada mungkin satu atau dua tapi kebanyakan tidak. Menganjurkan rukun, ia sendiri provokator. Menganjurkan untuk lomo (dermawan), ia sendiri medit (kikir). Kalau ia menganjurkan ke barat tapi ia tenguk-tenguk (diam) itu sudah lumayan.
“Tapi dilalah yang menggunakan metodenya Rasulullah itu salah satunya Pak Harto. Pak Harto kalau mengajak, mendidik, itu di-contohi dirinya sendiri. Bangsa Indonesia diajak kaya, di-contoni (diberi contoh),” canda Gus Mus. “Akibatnya semua orang Indonesia seneng sugih kabeh (senang kaya semua).”
“Jadi akar masalahnya kita jangan berlebih-lebihan. Yang sederhana saja lah,” kata Gus Mus.
Selain Gus Mus, hadir pula Emha Ainun Najib (Cak Nun) berserta grup musik Kiai Kanjeng, juga jama’ah Maiyah yang datang dari kawasan Yogyakarta dan berbagai wilayah seperti Magelang dan sekitarnya. (Muhlisin/Mahbib)
=========
Muslim Media