Jagad Ijo--
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berkomitmen untuk memperingati Hari Santri Nasional pada 22 Oktober secara meriah. Sejumlah agenda tengah disiapkan antara lain dengan menggelar Kirab Hari Santri Nasional dari Tugu Pahlawan Surabaya hingga Tugu Proklamasi Jakarta, 16-22 Oktober 2015.
Dalam bentang waktu itu, di atas laut akan ada Ekspedisi Pelayaran Hari Santri Nasional yang bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut. Selama ekspedisi yang bakal diselenggarakan dengan kapal perang itu akan dilaksanakan apel laut lintas Jakarta-Surabaya-Bali.
PBNU telah berkoordinasi dengan PWNU, PCNU, Universitas NU (UNU), dan badan otonom NU se-Indonesia untuk bersama-sama meramaikan Hari Santri Nasional mulai 16 Oktober 2015 di antaranya dengan ziarah napak tilas pendiri NU setempat, bahtsul masail, karnaval atau jalan sehat, diskusi intensif, serta kegiatan bakti sosial seperti pengobatan gratis dan donor darah di daerah masing-masing.
Pada 19-20 Oktober 2015 PBNU akan menyelenggarakan pemutaran film “Sang Kiai” dan Pameran Foto/Lukisan Hari Santri Nasional di beberapa hotel di Jakarta dengan melibatkan komunitas-komunitas fotografi dan lukisan.
Sementara pagelaran wayang, konser musik religi, dan hadrah bakal dilaksanakan di halaman kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, pada 20 Oktober 2015. Menurut Aizzuddin Abdurrahman, koordinator nasional Kirab Hari Santri, pertunjukan seni disuguhkan untuk meneladani kiprah Wali Songo yang menggunakan strategi kebudayaan dalam dakwahnya.
PCNU juga diimbau untuk menginstruksikan MWCNU menggelar Lailatul Ijtima’ Nusantara yang diisi dengan membedah manaqib pendiri NU dan tokoh lokal di masing-masing daerah. Ada pula Lomba Karya Ilmiah dan Kuis Hari Santri. Mekanisme lomba dan kuis akan diumumkan di www.harisantri.id.
Pada puncak peringatan 22 Oktober 2015, PWNU diimbau menyelenggarakan Istighotsah, Pengajian Umum, dan Haul Akbar Muassis NU di masjid jami’ provinsi masing-masing dengan mengundang Nahdliyin, PCNU, dan masyarakat secara umum.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan, peringatan Hari Santri Nasional penting untuk meneguhkan jati diri umat Islam Indonesia yang mencintai tanah airnya. Di balik tanggal 22 Oktober, saat diserukannya Resolusi Jihad, terdapat pesan sejarah bahwa muslim Indonesia anti terhadap kolonialisme dan mampu bersatu dalam kebhinnekaan dengan semangat kebangsaan.
Menurutnya, hari santri ialah hari orang Indonesia yang beragama Islam. Hari santri bukan sejenis hari raya yang bisa diperingati secara universal di seluruh dunia karena ia khas Indonesia. Sudah semestinya momen yang dipilih merepresentasikan substansi kesantrian, yakni spiritualitas dan patriotisme.
“Dalam konteks global, substansi ini merupakan anugerah yang belum tentu dimiliki umat Islam di belahan bumi lain,” ujarnya dalam konferesi pers di gedung PBNU, Jakarta, Selasa (6/10). Turut mendampingi Sekjen PBNU Helmy Faisal Zaini, Ketua PBNU H Aizzuddin Abdurrahman, Ketua PBNU H Hasib Wahab, dan Letkol Arie Sutrisno. (Mahbib)
=========
NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berkomitmen untuk memperingati Hari Santri Nasional pada 22 Oktober secara meriah. Sejumlah agenda tengah disiapkan antara lain dengan menggelar Kirab Hari Santri Nasional dari Tugu Pahlawan Surabaya hingga Tugu Proklamasi Jakarta, 16-22 Oktober 2015.
Dalam bentang waktu itu, di atas laut akan ada Ekspedisi Pelayaran Hari Santri Nasional yang bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut. Selama ekspedisi yang bakal diselenggarakan dengan kapal perang itu akan dilaksanakan apel laut lintas Jakarta-Surabaya-Bali.
PBNU telah berkoordinasi dengan PWNU, PCNU, Universitas NU (UNU), dan badan otonom NU se-Indonesia untuk bersama-sama meramaikan Hari Santri Nasional mulai 16 Oktober 2015 di antaranya dengan ziarah napak tilas pendiri NU setempat, bahtsul masail, karnaval atau jalan sehat, diskusi intensif, serta kegiatan bakti sosial seperti pengobatan gratis dan donor darah di daerah masing-masing.
Pada 19-20 Oktober 2015 PBNU akan menyelenggarakan pemutaran film “Sang Kiai” dan Pameran Foto/Lukisan Hari Santri Nasional di beberapa hotel di Jakarta dengan melibatkan komunitas-komunitas fotografi dan lukisan.
Sementara pagelaran wayang, konser musik religi, dan hadrah bakal dilaksanakan di halaman kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, pada 20 Oktober 2015. Menurut Aizzuddin Abdurrahman, koordinator nasional Kirab Hari Santri, pertunjukan seni disuguhkan untuk meneladani kiprah Wali Songo yang menggunakan strategi kebudayaan dalam dakwahnya.
PCNU juga diimbau untuk menginstruksikan MWCNU menggelar Lailatul Ijtima’ Nusantara yang diisi dengan membedah manaqib pendiri NU dan tokoh lokal di masing-masing daerah. Ada pula Lomba Karya Ilmiah dan Kuis Hari Santri. Mekanisme lomba dan kuis akan diumumkan di www.harisantri.id.
Pada puncak peringatan 22 Oktober 2015, PWNU diimbau menyelenggarakan Istighotsah, Pengajian Umum, dan Haul Akbar Muassis NU di masjid jami’ provinsi masing-masing dengan mengundang Nahdliyin, PCNU, dan masyarakat secara umum.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengatakan, peringatan Hari Santri Nasional penting untuk meneguhkan jati diri umat Islam Indonesia yang mencintai tanah airnya. Di balik tanggal 22 Oktober, saat diserukannya Resolusi Jihad, terdapat pesan sejarah bahwa muslim Indonesia anti terhadap kolonialisme dan mampu bersatu dalam kebhinnekaan dengan semangat kebangsaan.
Menurutnya, hari santri ialah hari orang Indonesia yang beragama Islam. Hari santri bukan sejenis hari raya yang bisa diperingati secara universal di seluruh dunia karena ia khas Indonesia. Sudah semestinya momen yang dipilih merepresentasikan substansi kesantrian, yakni spiritualitas dan patriotisme.
“Dalam konteks global, substansi ini merupakan anugerah yang belum tentu dimiliki umat Islam di belahan bumi lain,” ujarnya dalam konferesi pers di gedung PBNU, Jakarta, Selasa (6/10). Turut mendampingi Sekjen PBNU Helmy Faisal Zaini, Ketua PBNU H Aizzuddin Abdurrahman, Ketua PBNU H Hasib Wahab, dan Letkol Arie Sutrisno. (Mahbib)
=========
NU Online