Oleh:
Iqbal Kholidi
Para cendikiawan Muslim telah lama membagi kesalehan menjadi dua jenis, yakni kesalehan personal dan kesalehan sosial. Kesalehan personal disebut juga kesalehan ritual, jenis kesalehan yang berkaitan erat dengan ritual ibadah yang berhubungan langsung dengan Allah SWT (ibadah mahdhah), sedangkan kesalehan sosial berkaitan dengan ibadah yang berhubungan dengan sesama umat manusia (muamalah).
Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Sholahuddin Wahid yang akrab dipanggil Gus Sholah menambahkan jenis kesalehan yang lain, yaitu kesalehan profesional. Kesalehan yang terkait dengan pekerjaan atau profesi kita. Banyak kita jumpai sebagian orang yang secara ritual keagamaan seperti shalat, puasa, haji bahkan ibadah yang sunnah sekalipun sangat rajin. Sebagian lagi seseorang memiliki kepedulian sosial yang tinggi seperti misalnya gemar menyantuni anak yatim, menyisihkan harta untuk fakir miskin, menjadi donatur panti asuhan atau lembaga kemanusiaan. Dan sebagian lagi ada yang orang memiliki kesalehan profesional.
Untuk mengetahui apa itu kesalehan profesional akan lebih mudah jika diberikan contoh, misalnya adalah seorang pengusaha yang memenuhi hak-hak buruhnya, tidak mengemplang pajak, tidak mempekerjakan anak di bawah umur, atau seorang pejabat pemerintahan yang amanah dan memposisikan dirinya sebagai sayyidul qoum khadimuhum; seorang pemimpin adalah pelayan bagi rakyatnya, taat kepada konstitusi bukan pada konstituen partai politiknya.
Jika ada seorang pejabat atau politisi yang dalam kesehariannya dikenal taat beribadah dari yang fardlu sampai yang sunnah, bahkan sering ke umrah tanah suci Makkah, dikenal pula sebagai sosok yang dermawan membantu sesama manusia, akan tetapi dalam kehidupan profesinya dia malah terjerat kasus suap, atau dana yang digunakan untuk kegiatan sosial adalah hasil korupsi, pertanda yang bersangkutan belum saleh secara profesional.
Saya ingin memperluas cakupan kesalehan, saya ingin kesalehan kita tidak hanya dalam kehidupan nyata saja tapi juga di dunia maya, saya menyebutnya kesalehan digital. Kesalehan digital artinya kesalehan yang berhubungan dengan dunia internet dengan segala pernak-perniknya, termasuk media sosial.
Di media sosial seseorang memiliki kecenderungan bebas berbuat apa saja, terkesan tanpa ada beban, seringkali terjadi antara kepribadian seseorang di kehidupan nyata dan di kehidupan maya seolah bertolak belakang. Di kehidupan nyata seseorang yang dikenal pendiam, santun dan tidak neko-neko namun di dunia maya dia menjadi agresif, frontal bahkan mengarah ke ujaran kebencian.
Sebagaimana di kehidupan nyata, di media sosial pun banyak beredar berita atau kabar yang belum jelas sumbernya kemudian jika kita tanpa memverifikasi kebenarannya ikut-ikutan menyebarkan, lebih berbahaya lagi jika isi berita tersebut muatannya kebencian, sentimen sektarian, ini artinya kita belum mengamalkan bentuk kesalehan digital.
Era digital menghadirkan informasi yang melimpah, orang bisa mendapatkan informasi dengan mudah dan instan, termasuk juga bagi mereka yang berhasrat mempelajari agama ada yang menjadikan internet menjadi rujukan. Tantangan yang kita hadapi di era digital ini adalah banyaknya situs-situs dan akun media sosial yang menyebarkan paham-paham radikal dengan agitasi yang mengusik kerukunan umat beragama. Pertumbuhan internet memang ibarat pedang bermata dua, bisa berdampak positif atau negatif, semuanya tergantung dari sudut pandang kita. Maka sudah saatnya bagi kita membumikan kesalehan digital.
Pakar media sosial Nukman Lutfie mengatakan tanpa kita sadari sebenarnya kita meninggalkan banyak jejak digital, ada "malaikat digital" yang mencatat jejak kita di dunia maya. Kesalehan kita di dunia nyata semestinya juga kita wujudkan di dunia maya. Apa yang kita ungkapkan di media sosial disadari atau tidak, bisa saja berpengaruh bagi orang lain. Ada pepatah Arab yang berbunyi: segala sesuatu yang jatuh pasti akan ada yang memungut.
Jika kita mengamalkan semua kesalehan ritual, sosial dan profesional dalam kehidupan sehari-hari termasuk di dunia maya kita mengamalkan kesalehan digital, berarti kita telah mengamalkan kesalehan secara kaffah.
|| NU Online ||